Budidaya semut rangrang menghasilkan kroto, campuran telur, larva dan puva semut. Kroto merupakan makanan burung peliharaan dan terkadang digunakan juga sebagai umpan untuk memancing ikan. Tidak semua jenis semut menghasilkan kroto yang bisa dimanfaatkan untuk pakan. Kroto dihasilkan oleh jenis semut yang nama latinnya Oecophylla smaragdina. Dalam bahasa lokal biasa juga disebut semut merah, semut api atau kararangge. Jenis semut ini bisa ditemukan mulai dari India, Asia Tenggara hingga Australia bagian Utara. Jenis yang lain, yakni Oecophylla longinoda tersebar di benua Afrika.
Pada awalnya kroto didapatkan dari perburuan sarang semut rangrang di alam bebas. Sarang semut banyak ditemukan di hutan atau perkebunan, bertengger diantara rimbunnya pepohonan. Seiring dengan naiknya permintaan, keberadaan kroto di alam bebas semakin sulit didapat. Tak heran bila harga kroto terbilang mahal dibanding jenis pakan lainnya. Kini kroto mulai diproduksi dengan cara membudidayakan koloni semut dalam lingkungan terkontrol.
Habitat semut rangrang
Semut rangrang merupakan hewan sosial, selalu ditemukan dalam kelompok besar atau koloni. Dalam setiap koloni bisa terdapat hingga setengah juta ekor semut. Satu koloni semut terdiri dari beberapa sarang. Setiap sarang dihuni oleh sekitar 4.000-5.000 ekor semut, tergantung ukurannya.
Daerah kekuasaan koloni semut rangrang bisa mencapai luasan 1000 m². Semut rangrang merupakan jenis hewan teritorial yang sangat mempertahankan daerahnya. Apapun yang mengganggu daerah kekuasaannya bisa dijadikan santapan koloni.